Liputan6.com, Jakarta - Rencana penghapusan Ujian Nasional (UN) yang disuarakan Cawapres Sandiaga Uno tidak disetujui Wapres Jusuf Kalla atau JK. Menurut JK, UN sangat penting untuk kualitas pendidikan di Indonesia.
Merespons itu, Cawapres Sandiaga Uno menghargai pendapat JK. Namun, Sandi menegaskan, bahwa kualitas pendidikan di Indonesia belum merata dan UN menjadi beban siswa.
"Tentunya ada yang setuju ada yang tidak setuju, mari kita buka diskursus, kami meyakini bahwa kualitas pendidikan di seluruh pelosok negeri ini belum merata dan ujian nasional itu mengakibatkan pola-pola di mana sekolah mengejar tingkat kelulusan itu dengan cara cara yang akhirnya membebani siswa, pendidik, dan itu sangat tidak fair, tidak adil," kata Sandi di Jakarta, Rabu (20/6/2019).
Maka dari itu, Sandi punya langkah revolusioner untuk memutuskan menghapus UN dan diganti dengan penelusuran minat dan bakat siswa. Dia menambahkan bahwa negara-negara maju sudah menghapus UN lantaran biayanya sangat besar.
"Itu (UN) biayanya besar sekali. Ada banyak yang bocor dan lain sebagainya. Yang lebih penting pendidikan menghasilkan peserta didik yang tuntas berkualitas, memiliki kecerdasan, kecakapan, budi pekerti yang baik, ahklakul karimah, ini bisa dilakukan bukan dengan standarisasi," terang Sandi.
Nantinya, kata Sandi, penelusuran minat dan bakat dilakukan dengan standar masing masing sekolah dengan kearifan lokalnya. Cara ini juga sudah dilakukan di luar negeri. Jika terpilih, Sandiaga akan koordinasi dengan pihak dinas pendidikan.
"Tentunya ini akan cocok untuk Jakarta mungkin standar tinggi tapi untuk daerah lain bisa disesuaikan dan modelnya sudah banyak kok di mana-mana, di luar negeri sudah sangat lazim dipakai," ucapnya.
https://ift.tt/2ugcysF
March 20, 2019 at 07:21PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com https://ift.tt/2ugcysF
via IFTTT
No comments:
Post a Comment