Pages

Friday, May 24, 2019

Kisah Pengusaha Kulit Ikan Pari yang Mampu Tembus Pasar Spanyol

Liputan6.com, Jakarta - Kulit ikan pari yang oleh sebagian nelayan hanya menjadi limbah rupanya mampu diolah menjadi produk kerajinan yang bernilai tambah tinggi. Hal tersebut yang dilakukan oleh Amil Maulana pemilik usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bernama MoolLeather.

Amil mulai merintis usaha ini sejak 2015 setelah dirinya lulus kuliah dari jurusan teknologi kulit di Yogyakarta. Tanpa pengalaman kerja dan bermodal uang Rp 500 ribu, pria asal Cilacap ini memberanikan diri untuk mulai memproduksi barang-barang dari kulit ikan pari.

"Kebetulan di daerah saya banyak kulit ikan pari yang tidak dimanfaatkan. Dulunya kulit ikan pari itu dibuang karena dianggap limbah. Ini kan keras jadi tidak bisa dimakan. Jadi saya inisiatif untuk mengolahnya menjadi kerajinan," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat (24/5/2019).

Dari kulit pari ini, Amil mampu memproduksi beragam produk kerajinan seperti dompet, ikat pinggang, tas, gelang dan tali jam tangan (strap).

"Waktu pertama kali membuat ini masih manual pakai tangan, dicampur bahan kimia dan lain-lain supaya kulitnya stabil, lebih lentur untuk dijadikan produk. Tapi sekarang sudah pakai mesin," kata dia.

Amil mengungkapkan, produk kerajinan dari kulit pari ini mempunya potensi pasar yang besar, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga sudah mampu menembus pasar ekspor. Selama 4 tahun terakhir, Amil sudah menjual produknya ke seluruh wilayah Indonesia seperti wilayah Jabodetabek, Bali, Papua.

"Karena saya jualan lewat online, marketplace, seperti lewat Bukalapak, Tokopedia, Shopee, lewat Instagram, Facebook. Juga pernah ekspor ke Pakistan dalam bentuk lembaran kulit. Kalau dalam bentuk barang jadi pernah sekali ke Spanyol," jelas dia.

Dalam satu bulan, Amil mampu memproduksi sekitar 200 item produk dan 200 lembaran kulit. Dia juga mampu menjual 150 dompet kulit pari dalam satu bulan.

"Dulu cuma mampu produksi lima dompet kemudian dijual untuk membeli kulit lagi. Dulu saya kerjakan sendiri, sekarang Alhamdulillah sudah punya tiga karyawan," ungkap dia.

Dari produk kerajinan yang diproduksi Amil, yang termahal yaitu tas pria dan wanita berada di kisaran Rp 1,5 juta. Sedangkan yang paling murah yaitu tali jam tangan yang dibanderol hanya Rp 150 ribu.

"Peminatnya lumayan banyak karena pesaingnya juga belum banyak. Ada paling dari Yogyakarta dan Medan tetapi bisa dihitung dengan jari yang mampu mengolah kulit ikan pari," tutur dia.

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2VPaDqx
May 24, 2019 at 02:37PM from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com http://bit.ly/2VPaDqx
via IFTTT

No comments:

Post a Comment