Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau menjelang akhir pekan ini.
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (11/1/2019), IHSG melonjak 32,75 poin atau 0,52 persen ke posisi 6.361,46. Indeks saham LQ45 mendaki 0,36 persen ke posisi 1.013,31. Sebagian besar indeks saham acuan mampu menguat.
Sebanyak 258 saham menghijau sehingga mengangkat IHSG. 157 saham melemah dan 139 saham diam di tempat.
Pada Jumat pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.361,46 dan terendah 6.337,54.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 452.862 kali dengan volume perdagangan 9,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,2 triliun.
Investor asing beli saham Rp 869,48 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di Rp 14.045.
Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham pertanian turun 0,56 persen dan sektor saham perdagangan susut 0,67 persen. Sementara itu, sektor saham industri dasar naik 1,48 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Sektor saham aneka industri naik 1,29 persen dan sektor saham infrastruktur menanjak 1,15 persen.
Saham-saham yang mampu menguat antara lain saham JMAS mendaki 23,63 persen ke posisi Rp 1.125 per saham, saham FOOD mendaki 15,25 persen ke posisi Rp 408 per saham, dan saham LEAD menanjak 14,29 persen ke posisi Rp 72 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham BAYU turun 25 persen ke posisi Rp 1.875 per saham, saham POLI merosot 24,90 persen ke posisi Rp 1.840 per saham, dan saham RELI tergelincir 22,08 persen ke posisi Rp 240 per saham.
Bursa saham Asia kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng menanjak 0,55 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,60 persen, indeks saham Jepang Nikkei bertambah 0,97 persen.
Selain itu, indeks saham Thailand naik 0,50 persen, indeks saham Shanghai mendaki 0,74 persen, indeks saham Singapura menguat 0,48 persen dan indeks saham Taiwan menanjak 0,40 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, ada sejumlah faktor dorong IHSG menguat. Antara lain stabilitas fundamental ekonomi dalam negeri yang inklusif dan berkesinambungan memberikan efek positif untuk meningkatnya aliran dana investor asing ke pasar modal di Indonesia.
Selain itu, cadangan devisa Indonesia per Desember 2018 naik menjadi USD 120,7 miliar juga menjadi katalis positif. Ditambah data penjualan ritel per November meningkat dari 2,9 persen menjadi 3,4 persen.
"Secara eksternal, dovish statement dari Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell terkait dengan meningkatnya jumlah utang AS dengan total USD 21,9 triliun memberikan implikasi bagi menahannya laju kenaikan suku bunga di masa depan,” ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.
http://bit.ly/2M8wciA
January 11, 2019 at 04:23PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com http://bit.ly/2M8wciA
via IFTTT
No comments:
Post a Comment