Pages

Sunday, December 2, 2018

Vagina Barbie, Dambaan Wanita Masa Kini

Liputan6.com, JakartaHampir semua pasien saya yang datang akan berkata, ’Aku ingin vagina Barbie.’ Saking banyak permintaan itu, saya akhirnya mengembangkan labiaplasty. Prosedur ini akan memberi mereka tampilan vagina yang nyaman, kencang, rapat, dan mungil. Semenjak itu, saya sudah banyak melakukan prosedur labiaplasty.”

Ungkapan di atas disampaikan pakar bedah plastik sekaligus uroginekolog Red Alinson. Dialah dokter asal Los Angeles, Amerika Serikat, yang menemukan dan mengembangkan vagina Barbie lewat metode labiaplasty pada tahun 2005.  

Vagina Barbie (Barbie Vagina) menjadi dambaan para wanita masa kini. Bahkan sejak tahun 2011, semakin banyak wanita di Inggris dan Amerika Serikat melakukan bedah kosmetik vagina. Salah satu permintaan mereka adalah ingin vaginanya berbentuk seperti Barbie.

Prosedur yang dilakukan untuk membentuk vagina Barbie yakni dengan metode labiaplasty. Labiaplasty merupakan tindakan invasif peremajaan vagina (vaginal rejuvenation) pada bibir vagina, yang terdiri atas labia minora plasty dan labia mayora plasty. Saat ditemui pada seminar media ‘Peremajaan Vagina,’ dokter spesialis kandungan dan ginekologi Dasep Suwanda menjelaskan, tindakan labia minora plasty untuk memperbarui struktur anatomi labia minora, yang sebelumnya berlebihan atau tidak simetris.

Labia mayora plasty untuk memperbarui bibir vagina labia luar yang mulai kendur karena proses melahirkan atau penuaan. Prosedur tersebut dilakukan sesuai kebutuhan pasien, apakah pasien memerlukan tindakan pada labia minora atau mayora. Butuh waktu 1-2 jam untuk melakukan bedah invasif pada kedua prosedur tersebut. Hasil bedah memperlihatkan vagina yang mulus dan tidak bergaris (ada belahan di tengah), yang mana labia luar tampak tertutup, tanpa labia minora yang menonjol.

Artikel terkait: Peremajaan Vagina: Sekadar Tren atau Kebutuhan?

Labiaplasty untuk mendapatkan bentuk vagina layaknya Barbie lebih banyak bertujuan meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri wanita. Ada juga beberapa wanita menjalani prosedur labiaplasty untuk memperbaiki kondisi medis, seperti atresia vagina—kondisi vagina tertutup dan tidak normal.

Ahli urolog dan bedah plastik, Gary Alter, yang berpraktik di Beverly Hills dan Manhattan mengatakan, 20 persen labiaplasty untuk memperbaiki kesalahan bentuk vagina yang tidak normal, bukan semata-mata kecantikan. Vagina Barbie adalah prosedur yang bagus bila itu diinginkan pasien, sebagaimana dikutip dari Shape.

Alasan lain yang dikemukakan wanita adalah mereka tidak suka melihat labia sendiri meskipun bentuk vagina sebenarnya normal, ada lipatan kulit yang terlihat di sekitar lubang vagina. Dilansir dari Viva Glam Magazine, mereka menginginkan labiaplasty karena labianya sendiri membuat mereka tidak nyaman.

Yang perlu dicatat, setelah operasi, tidak ada jaminan seorang wanita akan lebih menyukai labianya atau merasa lebih baik tentang tubuhnya. Walaupun begitu labiaplasty tetap saja dicari para kaum hawa. Hampir 100.000 wanita di Amerika Serikat menjalani labiaplasty pada 2015.

Minat para wanita terhadap vagina yang berbentuk seperti Barbie (vagina Barbie) kian digandrungi. Metode bedah kosmetik berupa peremajaan vagina (vaginal rejuvenation) menggunakan operasi bedah invasif labiaplasty.

Simak video menarik berikut ini:

Di sela kesibukannya, Tessa Kaunang menyempatkan diri untuk merawat kesehatan organ intim di JT Clinic bersama dokter Juni Tjahjanti.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2DY89kl
December 02, 2018 at 09:00PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com https://ift.tt/2DY89kl
via IFTTT

No comments:

Post a Comment