Pages

Sunday, November 25, 2018

Jokowi Menepis Hoaks, dari Isu PKI hingga Kriminalisasi Ulama

Liputan6.com, Palembang - Jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang juga maju sebagai calon presiden kerap diterpa isu miring dan berita bohong. Salah satunya isu bergabungnya dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Dia mengakui setiap hari selalu mendapatkan informasi tentang isu miring tersebut. Selama empat tahun lebih menjabat sebagai Presiden RI, Jokowi hanya diam dan tak pernah menggubris isu tersebut. Namun kali ini sepertinya suami dari Iriana ini tidak bisa tinggal diam.

"Cara politik yang tidak beretika dan beradab harus dihentikan. Tidak bisa negara berjalan seperti itu. Kita berbeda-beda, kalau dirusak dengan tidak bertata krama akan saya kejar, ini merusak demokrasi," katanya usai melantik Tim Kampanye Daerah (TKD) Sumatera Selatan (Sumsel) Jokowi Amin Indonesia Maju,di Sultan Convention Center Palembang, Minggu (25/11/2018).

PKI dibubarkan sekitar tahun 1965-1966 saat Jokowi berusia empat tahun. Dia pun tidak habis pikir, isu tersebut terus digiring, bahkan dipercaya lebih dari 9 juta masyarakat Indonesia.

Foto kampanye pendiri PKI, DN Aidit di tahun 1955 juga turut menggelitik Jokowi. Karena ada salah satu foto pria berbaju kemeja putih yang wajahnya mirip dengannya. Padahal di tahun itu, Jokowi bahkan belum lahir.

"Saya lahir tahun 1961, ada ya balita yang ikut PKI? Logikanya tidak masuk akal. Tapi enam persen masyarakat Indonesia percaya. Apalagi di media sosial banyak menyebar isu itu," katanya.

Banyaknya Tenaga Kerja Asing (TKA) asal negara Tiongkok yang sering disebut dengan Antek Aseng juga menjadi isu yang menyerang Jokowi. Orang nomor satu di Indonesia ini langsung menepisnya. Jokowi menunjukkan grafik perbandingan jumlah TKA dengan jumlah penduduk di enam negara.

Di Uni Emirat Arab, serapan TKA mencapai 80,2 persen, Arab Saudi di angka 33,78 persen, Brunei Darussalam sebesar 32,45 persen, Singapore mencapai 24,38 persen, Malaysia sebanyak 5,44 persen, dan Indonesia hanya 0,03 persen.

"Indonesia tidak sampai 1 persen jumlah TKA, hanya 0,03 persen. Banyak isu antek aseng terutama dari Tiongkok. Kita dapat turis dari Tiongkok sebanyak 10 Juta, tapi ini dibelokkan jadi TKA Tiongkok," ujarnya.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2THgZIx
November 25, 2018 at 07:42PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com https://ift.tt/2THgZIx
via IFTTT

No comments:

Post a Comment