Pages

Friday, May 24, 2019

Kericuhan Aksi 22 Mei yang Menyisakan Pilu bagi Pedagang

Aksi 22 Mei berdampak besar terhadap perekonomian di Jakarta. Setidaknya akibat aksi ini, total kerugian yang diterima oleh pengusaha di ibu kota mencapai Rp 1,5 triliun.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang mengatakan, unjuk rasa yang berlangsung dalam dua hari terakhir membuat ibu kota tidak kondusif. Hal ini sangat berdampak pada aktivitas bisnis dan perdagangan di DKI Jakarta.

"Unjuk rasa yang terjadi dua hari terakhir tanggal 21 dan 22 Mei 2019 membuat kondisi Jakarta tidak nyaman dan sangat mengganggu psikologi pasar," ujar dia di Jakarta, Kamis, 23 Mei 2019.

Dari pengamatan dia lakukan pada 22 Mei kemarin, pusat perdagangan Pasar Tanah Abang tutup sejak pagi hari dan Thamrin City sebagian besar tutup.

Padahal di Ramadan seperti ini pusat perdagangan seperti Tanah Abang pengunjungnya naik seratus persen dan banyak pembeli secara grosiran dari daerah.

Dia menjelaskan, rata-rata pengunjung Pasar Tanah Abang di hari biasa mencapai 150 ribu orang dengan omzet sekitar Rp 4 juta-Rp 5 juta per hari dan saat Ramadan bisa mencapai 250 ribu orang, dengan omzet mencapai Rp 10 juta-Rp 15 juta per hari.

"Jumlah kios yang ada di Tanah Abang Blok A, Blok B, Pusat Grosir Metro Tanah Abang (PGMTA) dan jembatan mencapai 11 ribu kios. Dengan tutupnya toko maka kerugian per hari dengan omzet rata-rata sebesar Rp 15 juta per kios selama bulan Ramadan bisa mencapai Rp 165 miliar," jelas dia.

Sementara di pusat perdagangan lainnya seperti di kawasan Glodok dan Mangga Dua seperti Glodok City, Pasar HWI, Glodok Jaya, Glodok Mangga Besar, WTC Mangga Dua, ITC Harco Mas, Mangga Dua Mall, Plaza Harco Electronic, Mangga Dua Square, Electronic City, ITC Mangga Dua pada pagi hari sebagian besar masih sempat buka, namun menjelang pukul 14.00 WIB kemarin hampir semua toko tutup.

"Praktis para pedagang mengalami kerugian omzet yang tidak sedikit akibat sepinya pengunjung dan kekhawatiran yang dirasakan," kata dia.

Pusat perdagangan wilayah Jakarta Timur seperti Jatinegara Plaza dan wilayah Jakarta Barat seperti Ciputra Mall, Citra Mall, Central Park, Puri Indah Mall, Roxi Square, Mall Taman Anggrek juga mengalami hal yang sama.

Sedangkan pusat perbelanjaan seperti Kelapa Gading Mall, Mall Artha Gading, Mall Kelapa Gading , Mall Kelapa Gading Square, Mall Sport Kelapa Gading.

Untuk wilayah Jakarta Selatan, lanjut dia, meski pusat perbelanjaan seperti Plaza Senayan, Senayan City dan Pondok Indah Mall tetap buka, namun mengalami penurunan pengunjung hingga 70 persen. Ini lantaran masyarakat enggan keluar rumah karena merasa khawatir melihat situasi yang tidak kondusif.

"Melihat kenyataan di atas maka omzet pedagang dan perputaran uang disektor perdagangan di Jakarta mengalami kerugian yang tidak sedikit. Dengan jumlah kios sekitar 80 ribu kios kita perkirakan bisa mencapai lebih kurang Rp 1 triliun-Rp 1,5 triliun. Belum termasuk kerugian di sektor bisnis lainnya seperti pemilik cafe, restoran, transaksi perbankan dan pelaku usaha lainnya yang meliburkan karyawannya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," tandas dia.

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2wii6E8
May 24, 2019 at 02:38PM from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com http://bit.ly/2wii6E8
via IFTTT

No comments:

Post a Comment