Pages

Saturday, April 20, 2019

Serangan Hacker pada Server KPU Ramai di Media Sosial, Ahli IT: Itu Hoaks

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hari terakhir, di media sosial maupun aplikasi chatting tersebar video yang diklaim sebagai serangan hacker terhadap server Komisi Pemilihan Umum (KPU). Namun setelah ditelusuri, informasi tersebut ternyata hoaks atau kabar palsu.

Hal itu diungkapkan oleh salah satu ahli keamanan IT, Zul Amri, melalui akun LinkedIn-nya. Lewat unggahan tersebut, video yang disebarkan itu merupakan simulasi serangan dari situs ThreatCloud.

Sekadar informasi, situs itu memang menampilkan simulasi serangan siber global secara realtime.

"Well, saya katakan yang tersebar di medsos itu hoax, video atau gambar yang diambil dan tersebar di Facebook itu adalah simluasi dari situs ThreatCloud," tulisnya.

Pakar keamanan siber Pratama Persadha juga mengatakan hal serupa. Saat dihubungi Tekno Liputan6.com, Sabtu (20/4/2019), Pratama menyebut bahwa ilustrasi itu merupakan dashboard perusahaan penyedia antivirus atau router.

"Itu bukan ilustrasi dari serangan ke KPU. Banyak yang menyediakan layanan ini (dashboard). Mau ada Pilpres atau enggak pattern-nya yang gitu-gitu saja," tuturnya menjelaskan. Selain ThreatCloud, ada beberap situs lain seperti dari FireEye atau Kaspersky.

Lebih lanjut Pratama menuturkan bahwa serangan yang paling memungkinkan adalah Distributed Denial-of-Service (DDos). Adapun DDoS baru berhasil jika memang bandwith serangan lebih besar dari yang dapat ditahan sistem KPU.

Kendati demikian, sistem DDoS sendiri sebenarnya tidak berakibat banyak. Zul Amri menuliskan bahwa serangan DDoS hanya akan membuat lumpuh jaringan, sehingga tidak akan berdampak pada hasil perhitungan.

"Lagipula sistem KPU apanya yang mau diserang sih? Wong sistemnya mirip cara kerja papan tulis atau billboard. Data aslinya tetap berasal dari data offline yang dimasukkan ke 'papan tulis' tersebut," tulis Zul Amri.

Terakhir, Pratama juga menuturkan bahwa upaya untuk menyerang server KPU tentu tidak ingin terdeteksi oleh sistem pengaman yang terpasang. Karenanya, membutuhkan waktu yang cukup lama dan memang sulit untuk melakukan peretasan.

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2PjTLGF
April 20, 2019 at 04:02PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com http://bit.ly/2PjTLGF
via IFTTT

No comments:

Post a Comment