Liputan6.com, Jakarta - Di dalam hubungan sosial, merupakan suatu hal yang lumrah jika kita memiliki seorang teman. Seseorang yang dapat dipercaya sekaligus tempat untuk berbagi suka dan duka.
Namun, semakin ketika kamu bertambah tua, lingkungan yang kamu miliki pun menjadi semakin luas. Termasuk relasi sosial antarsesama. Semakin banyak pengalaman yang kamu miliki, semakin banyak pula relasi baru yang akan terjalin.
Akibat dari intensitas waktu kebersamaan yang berkurang, bisa saja selanjutnya kamu akan bersahabat dengan orang yang berbeda. Begitu pula dengan sahabatmu, bisa saja ia menemukan orang baru dan menggantikan posisimu.
Jadi, bagaimana kamu bisa tahu bahwa dia memang benar-benar sahabat baikmu?
Seorang psikolog klinis berlisensi, dr. Andrea Bonior serta seorang ahli dalam hubungan persahabatan, Shasta Nelson akan membantu memberikan jawaban.
Melalui Hello Giggles, kedua pakar tersebut akan memberikan beberapa tanda untuk membantumu mengetahui apakah dia benar-benar sahabat sejatimu.
1. Adanya Rasa Saling Percaya
Seorang sahabat sejati tentu tidak akan takut akan ancaman "pengkhianatan". Kamu tidak akan segan untuk menceritakan apa pun dan tidak akan takut bahwa rahasiamu akan tersebar.
Rasa percaya dapat dibangun dari berbagai hal kecil. Contohnya, kalian selalu datang pada setiap janji pertemuan yang telah dibuat. Pada saat kamu memiliki janji untuk bertemu, kamu tidak pernah takut jika sahabatmu tidak datang.
Jika sahabatmu tidak datang pun kamu tidak akan memiliki pikiran negatif atau menaruh curiga terhadapnya.
Namun, rasa saling percaya ini tentu saja harus berjalan secara dua arah. Sahabatmu juga harus percaya padamu, sebanyak kamu percaya padanya. Jika hal itu tidak terjadi, artinya kamu tidak benar-benar dianggap sahabat olehnya, bukan?
2. Adanya Konsistensi
Terdapat tiga cara untuk mengetahui "kesehatan" sebuah hubungan persahabatan, yaitu interaksi secara konsisten, tak sungkan berbagi kritik, serta adanya perasaan positif.
Namun, interaksi secara konsisten tak harus dilakukan setiap hari, apalagi jika kamu dan sahabatmu berada pada kota yang berbeda. Interaksi tersebut bisa dilakukan cukup dengan saling berbagi kabar seperlunya saja. Entah itu dalam satu minggu sekali, satu bulan sekali, atau bahkan tiga bulan sekali.
Selain itu, usahakan selalu membuat janji untuk bertemu dan menghabiskan waktu bersama. Terlebih jika kamu jarang bertemu atau berbagi kabar.
Meskipun waktu yang diluangkan tidak banyak, tetapi hal yang terpenting adalah kamu telah menunjukkan konsistensi dalam bertindak. Kamu juga menunjukkan bahwa kamu masih menginginkan dia ada di hidupmu sebagai seorang sahabat.
3. Melakukan Interaksi dengan Berbagai Cara
Interaksi secara konsisten tidak hanya ditunjukkan dengan intensitas interaksi itu terjadi. Lebih dari itu, interaksi yang bermakna adalah interaksi yang dapat dilakukan melalui berbagai cara.
Sebuah ikatan persahabatan akan semakin dalam ketika interaksi yang dilakukan bukan hanya sekadar interaksi di media sosial ataupun bertemu secara langsung.
Cara apa pun yang dapat membuatmu meningkatkan cara untuk berinteraksi, dapat mengukur seberapa dalam ikatan persahabatan yang telah terbentuk. Jadi, jika kamu merasa sangat bebas dan leluasa untuk mengirim pesan, atau menelepon secara tiba-tiba untuk sekadar melakukan basa-basi, bisa jadi dia memang sahabat baikmu!
4. Saling Terbuka antara Satu Sama Lain
Sifat keterbukaan dalam ikatan persahabatan diniai sangat penting. Semakin kamu mengenal satu sama lain, merasa nyaman bahkan setelah menunjukkan jati diri, melalui banyak hal bersama, serta melihat sahabatmu dari sudut pandang yang berbeda, maka ikatan yang terjalin pun akan menjadi semakin dalam.
Jika kamu mencari seseorang yang akan kamu jadikan sebagai "sahabat", artinya kamu mencari seseorang untuk "berbagi". Baik berbagi setiap sifat yang berbeda dalam diri kamu, maupun berbagi kritik, saran, ide, serta gagasan pribadi.
Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah, saat kamu berani untuk bersikap terbuka pada sahabatmu, mereka akan tetap berada di sisimu dan selalu mendukungmu.
Bahkan jika kamu merasa tersakiti oleh sahabatmu, kamu tidak akan merasa segan atau takut untuk berbicara jujur kepadanya. Bagimu, konflik adalah sebuah kesempatan tersendiri untuk mengenal kepribadian seseorang maupun kepribadian diri sendiri dengan lebih jauh.
https://ift.tt/2IiekBZ
April 04, 2019 at 06:03PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com https://ift.tt/2IiekBZ
via IFTTT
No comments:
Post a Comment