Akses layanan finansial yang terbatas menjadi faktor penghambat kesejahteraan dan kesehatan finansial karyawan. Karyawan mungkin membutuhkan pinjaman untuk alasan pendidikan, kebutuhan medis darurat, dan lain sebagainya.
Karena keterbatasan perusahaan dalam mengelola persyaratan pinjaman, menyebabkan perusahaan terhambat dalam mendukung karyawannya. Banyak karyawan kemudian mencoba beralih ke pemberi pinjaman dengan suku bunga tinggi, atau sumber pinjaman lain yang malah menyebabkan tekanan besar bagi mereka.
Hal yang sama juga terjadi pada akses layanan asuransi yang terbatas diperoleh karyawan, sehingga hal ini menimbulkan asumsi tingkat resiko dan stres yang tidak terkendali.
Dalam suatu survei yang dilakukan terhadap 73.000 karyawan, suatu lembaga riset berskala internasional Gallup Worldwide, menemukan bahwa hanya 8 persen karyawan di seluruh Indonesia memiliki tingkat keterlibatan, komitmen dan motivasi yang kuat dalam melaksanakan pekerjaan mereka.
92 persen lainnya hanya melihat pekerjaan sebagai sebuah rutinitas yang dilakukan berulang setiap harinya. Karena adanya hubungan yang semakin kuat antara kinerja dan produktivitas karyawan, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan menjadi alasan utama yang mendorong strategi pengembangan fitur Benefit untuk bisnis saat ini.
(Isk/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
http://bit.ly/2I0bGkY
April 05, 2019 at 02:00PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com http://bit.ly/2I0bGkY
via IFTTT
No comments:
Post a Comment