Pages

Wednesday, December 5, 2018

PS Ngada Diminta Segera Bikin Laporan Resmi Terkait Dugaan Suap di Liga 3

Kronologisnya kasus bermula pada 21 November 2018 lalu, pelatih PSN, Kletus Marselinus Gabhe, ditelepon seseorang yang mengaku bernama Bambang Suryo (BS), Manajer Tim Persekam Metro FC Malang.

BS salah satu pelaku sepak bola yang sempat buka-bukaan soal match fixing di acara talkhow Mata Najwa yang bertajuk "PSSI Bisa Apa?" yang ditayangkan Rabu (28/11/2018) malam di stasiun televisi, Trans7.

Ia mengaku pelaku pengaturan skor yang telah bertobat, ingin memperbaiki kondisi sepak bola nasional dengan membuka tabir kasus-kasus match fixing di kompetisi yang berpayung ke PSSI. Menurut klaim BS, ia sempat berkolaborasi dengan bandar-bandar besar judi sepak bola internasional di masa lalu.

Mendapat telepon dari BS, Kletus Marselinus Gabhe bersikap hati-hati. Percakapan dirinya dengan BS itu direkam. Mantan pemain klub amatir Toureast di Denpasar itu tahu siapa BS. Makanya dia bersikap waspada.

Pembicaraan itu, tutur Marselinus Gabhe, dibuka dengan ucapan BS yang mengajak klubnya lolos ke babak 16 besar Liga 3 bersama Persekam Metro FC.

"BS sampaikan rencananya kami lolos berdua ke babak 16 besar. Lalu, saya tanya bagaimana caranya?" ujar Marselinus Gabhe kepada Bola.com.

Bambang Suryo kemudian menjelaskan rencananya tersebut secara terperinci. Pria berkepala plontos itu meminta pihak PS Ngada menyediakan uang Rp 100 juta untuk patungan biaya lolos ke babak 16 besar.

"Jadi kami dan BS patungan masing-masing Rp 100 juta untuk memuluskan pertandingan kami di babak ini. Uang itu untuk menata perangkat pertandingan di babak ini. BS bilang Persik tak punya uang. Mereka hanya mengandalkan tim saja," ungkap Marselinus Gabhe.

Menurut penuturan Marselinus Gabhe yang mengutip rekaman percakapan itu, uang tersebut akan disetor kepada ADS dan beberapa petinggi PSSI yang disebut-sebut bisa membantu melancarkan rencana jahat itu.

"Uang itu nanti saya yang setor ke ADS dan Jokdri," ucap Marselinus menirukan ucapan BS dalam rekaman tersebut.

Marselinus Gabhe pun minta penjelasan siapa ADS dan Jokdri yang dimaksud BS. "Ternyata BS menjelaskan ADS itu Andi Darussalam dan Jokdri adalah Joko Driyono," tutur Marselinus Gabhe.

Dalam percakapan itu pelatih PSN bertanya uang sebesar itu untuk mengawal sampai babak apa? "Itu hanya sampai lolos ke babak 16 besar. Kalau ingin lolos ke babak berikutnya harus bayar lagi," ucap BS.

Tapi akhirnya Marselinus Gabhe menutup pembicaraan itu dengan alasan kapasitasnya di tim PSN Ngada yang hanya sebagai pelatih. "Saya hanya pelatih. Saya tak punya wewenang memutuskan. Kayaknya kami juga tak punya uang sebanyak itu," tutur Marselinus Gabhe.

Saat dikonfirmasi soal kebenaran soal berita ini, Joko Driyono memberi memberi jawaban pendek. "Ya namanya dicatut pasti bohong. Saya dapat update tentang itu, dan saya minta PS Ngada melaporkan si pencatut," tulis Joko lewat pesan singkat yang dikirimkan ke Bola.com.

https://ift.tt/2EeDG2b

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2SwYi96
December 05, 2018 at 07:05PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com https://ift.tt/2SwYi96
via IFTTT

No comments:

Post a Comment