Pages

Friday, May 17, 2019

Perang Dagang AS dan China Tekan Pasar Keuangan Indonesia

Perang dagang telah resmi berlanjut pada Jumat lalu ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menambah tarif ke barang China senilai USD 200 miliar. China pun membalas dengan menambah tarif ke produk AS senilai USD 60 miliar.

Presiden Trump percaya diri bahwa ia tidak akan goyang di perang dagang. Sementara, China masih persisten dan berusaha agar Trump mau berubah pikiran mengenai tarif.

Dilaporkan Fox Business, mantan CEO raksasa ritel JC Penney, Alen Questrom, berkata justruperang dagang mengancam kedua negara. Ia menyebut kedua pihak akan kalah jika tidak mau berkompromi dan berpegang pada ego.

Sebaliknya, Questrom menyebut kesepakatan antar kedua negara justru bisa menguntungkan kedua belah pihak.

"Kedua pihak akan kalah jika tidak mencapai persetujuan. Cepat atau lambat kamu harus menyingkirkan ego, dan saya pikir banyak yang bisa dicapai di China dan tentunya banyak yang bisa diraih di Amerika Serikat," ujar Questrom.

Questrom mengaku mendukung posisi Trump karena memang ada masalah dagang dengan China. Akan tetapi ia berharap agar AS dan China bisa saling adil dengan satu sama lain.

Salah satu motivasi Trump dalam perang dagang ini adalah karena China kerap mencuri hak kekayaan intelektual. Selain itu, China juga diketahui hobi memberi subsidi pada perusahaan-perusahaan di negaranya, sehingga dipandang tidak adil dalam kompetisi dagang.

Presiden Trump mengumumkan kenaikan tarif ketika delegasi China berada di Washington D.C. untuk bernegosiasi. Trump pun menyebut hasil pembahasan perang dagang baru akan terlihat dalam tiga sampai empat minggu mendatang.

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2Wfr4kc
May 17, 2019 at 03:26PM from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com http://bit.ly/2Wfr4kc
via IFTTT

No comments:

Post a Comment